BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keadaan setimbang
merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami
perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan
kecepatan yang sama.
Pengetahuan
mengenai kesetimbangan kimia ini sangat diperlukan dibidang farmasi
(obat-obatan), misalnya banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH
yang stabil atau setimbang.
Pergeseran
kesetimbangan akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau dengan
kata lain hilang sama sekali. Sebagai contoh untuk obat suntik, pH obat-obatan
tersebut harus sesuai dengan pH cairan tubuh. Obat suntik harus disesuaikan
dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah. Hal
inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan kesetimbangan kimia.
B.
Maksud Percobaan
Menentukan
kesetimbangan ketetapan asam lemah.
C.
Tujuan Percobaan
·
Menentukan pH larutan asam lemah
dengan menggunakan larutan indikator, kertas pH universal/ pH meter.
·
Menentukan pengaruh pengeceran
terhadap nilai pH larutan asam lemah.
·
Menentukan tetapan kesetimbangan
ionisasi asam lemah.
·
Menentukan pengaruh pengenceran
terhadap nilai tetapan kesetimbangan ionisasi asam lemah.
·
Menentukan derajat ionisasi asam
lemah terhadap nilai pHnya.
·
Menentukan pengaruh pengenceran
terhadap nilai derajat ionisasi asam lemah.
·
Menentukan tetapan keseimbangan
ionisasi asam lemah dari grafik pH vs loh [HA].
D.
Prinsip Percobaan
Berdasarkan
pengenceran larutan CH3COOH 0,1 M sampao 0,00001 M dengan penambahan
indikator metil merah pada suhu dan pH tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori Umum
1. Definisi Kesetimbangan
Kesetimbangan kimia
adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang teramati selama
bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu reaksi kimia telah mencapai keadaan
kesetimbangan, maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga
tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas
molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah menjadi produk secara terus-menerus
sambil molekul – molekul produk berubah menjadi reaktan kembali dengan
kecepatan yang sama. (Zulkarnain, 2004)
Sedikit sekali
reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah reaksi dapat
balik (reversible) pada awal suatu reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah
pembentukan produk. Sesaat setelah produk terbentuk, pembentukan reaktan dari
produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah
sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah tercapai. Harus diingat
bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan
dan produk. (Zulkarnain, 2004)(http://sahlahalhudzaifah.blogspot,com)
Persamaan reaksi
kesetimbangan ditulis dengan menggunakan tanda panah dua arah (↔). Reaksi
kesetimbangan disebut reaksi bolak-balik (reversible) kesetimbangan dapat
dimanipulasi dengan menggunakan prinsip Le Chatelier. (John, 2003)
Seorang kimiawan
berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier, menemukan bahwa jika reaksi kimia
yang setimbang menerima perubahaan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi
tersebut akan menuju pada kesetimbangan baru dengan suatu pergeseran tertentu
untuk mengatasi perubahan yang diterima (melakukan reaksi sebagai respon
terhadap perubahan yang diterima). Hal ini disebut Prinsip Le Chatelier. (John,
2003)
Jika gas H2 dan gas
I2 dimasukkan ke dalam wadah tertutup, maka kedua gas tersebut sebagian
bereaksi membentuk asam iodida, seperti persamaan reaksi berikut :
H2+ I2 ↔ 2HI ……….(5)
Jika gas HI
dimaksudkan ke dalam wadah tertutup, maka sebagian gas HI akan terurai
membentuk gas H2 dan gas I2 seperti persamaan berikut :
2HI ↔ H2 + I2 ………….(5)
Jika kedua
pengandaian di atas disebutkan, maka akan tampak warna bahwa jika ada reaksi
antara gas H2 dan I2 membentuk HI(g) dan
HI(g) yang terbentuk sebagian ada yang terurai kembali menjadi H2(g) dan
I2(g). Laju reaksi pembentukan H2(g)
lebih cepat dibandingkan dengan laju HI(g) tersebut, dengan demikian ada hasil
reaksinya. Akan tetapi pada suatu saat, ada beberapa jenis reaksi, di mana
reaksi penguraian dan reaksi pembentukan laju reaksinya persis sama. (Andy,
2009)
Reaksi semacam ini
disebut reaksi yang dapat di mana laju pembentukan dan laju penguraian persis
sama, keadaan demikian disebut sebagai keadaan kesetimbangan yang ditulis
dengan dua anak panah yang arahnya berlawanan. (Andy, 2009)
Perubahan derajat
ionisasi akan semakin kecil jika larutan makin encer. Ini dibuktikan dalam
percobaan yang telah dilakukan dalam hal ini sesuai dengan pernyataan “Hukum
Pengenceran Ostwald”. “Bila larutan berisi elektrolit lemah diencerkan
volumenya, maka derajat ionisasi elektrolit akan mengecil” (John, 2003)
Berikut adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan antara lain :
a. Perubahan konsentrasi
Jika dalam
sistem kesetimbangan ditambahkan lebih banyak reaktan atau
produk, reaksi akan bergeser ke sisi lain untuk menghabiskannya.
Sebaliknya, jika sebagian reaktan atau produk diambil, reaksi akan
bergeser ke sisinya untuk menggantikannya.
b.
Perubahan suhu
Secara
umum, memanaskan suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut bergeser ke
sisi endotermis. Sebaliknya, mendinginkan campuran reaksi
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke sisi eksotermis. Temperatur
berubah maka harga Kc berubah.
c.
Perubahan tekanan dan volume
Pada pengaruh
tekanan atau volume, jika tekanan atau volume dikurangi, reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih kecil sedangkan
jika tekanan diturunkan atau volume diperbesar, reaksi kesetimbangan bergeser
ke arah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih besar.
d. Peranan Katalisator
Katalisator adalah
zat yang dapat mempercepat reaksi tapi tidak ikut bereaksi. Sesuai dengan
fungsinya mempercepat reaksi maka akan mempercepar tercapainya proses
kesetimbangan, dengan cara mempercepat reaksi maju dan reaksi balik sama besar.
Fungsi katalisator pada awal reaksi (sebelum kesetimbangan tercapai). Jika
kecepatan reaksi maju = kecepatan reaksi balik maka katalis berhenti berfungsi.
(Andy, 2009)
Macam-macam indikator pH ialah :
·
Indiktor pH universal adalah
indikator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang memiliki warna
berbeda untuk setiap nilai pH 1 – 14. Indikator universal ada yang berupa
larutan larutan dan ada juga yang berupa kertas. Paket indikator universal tersebut
selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1 – 14
·
Indikator bahan alam sebagai
bahan tambahan yang berwarna dapat digunakan sebagai indikator asam basa,
misalnya daun mahkota bunga, kembang sepatu, bougenvil, mawar, dan lain-lain,
kunyit dan bit.Ekstra bahwa bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam
larutan asam dan basa. Contoh daun mahkota bunga mawar, untuk larutan asam
berwarna merah dan larutan basa berwarna biru.
·
Indikator kertas lakmus adalah
kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang
berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus
akan berubah sesuai dengan larutannya, untuk larutan asam, jika diuji dengan
kertas lakmus merah maka warnanya akan tetap, sedangkan diuji dengan kertas
lakmus biru maka warna akan berubah menjadi warna merah. Untuk larutan basa,
jika diuji dengan kertas lakmus merah maka warna akan berubah jadi warna biru,
sedangkan diuji dengan kertas lakmus biru maka warnanya akan tetap.
·
pH meter mempunyai electrode yang
di celupkan kedalam larutan yang akan diukur pH-nya, nilai pH dapat langsung
diketahui melalui tampilan layar digital pada alat tersebut.(Zulkarnain, 2003)
B.
Uraian Bahan
1. Aquadest (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air
Suling
RM / BM : H2O
/ 18,02
Kelarutan : Larut
dalam etahol gliser
Pemerian :Cairan
jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai
pelarut
2. Metil Merah (Farmakope Indonesia edisi IV, hal : 1208)
Nama Resmi : BENZOU
HIDROKSIDA
Nama Lain : Metil
merah
RM / BM : -
/ 13
Kelarutan : sukar
larut dalam etahol gliser dan air
Pemerian :
Serbuk merah gelap
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai
indikator
3. Asam Asetat (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 41)
Nama Resmi : ACIDUM
ACETICUM
Nama Lain : asam
asetat
RM / BM : C2
H4 O2 / 60,05
Kelarutan : Campur
dengan air, etanol dan gliserol.
Pemerian : Jernih,
tidak berwarna, bau menusuk, rasa asam, tajam.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup rapat.
Kegunaan : zat
tambahan
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat Dan Bahan
1. Alat-alat :
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Labu ukur 100 ml
c. Pipet volume 10 ml, 25 ml
d. Thermometer 100 (0 derajat)
2. Bahan-bahan :
a. Aquadest.
b. Kertas pH universal
c. Larutan Asam Asetat (CH3COOH)
d. Larutan penunjuk.
e. Larutan indikator metil merah.
B.
Cara Kerja
1. Untuk CH3COOH 0,1 M
·
Dipipet 10 ml larutan CH3COOH
0,1 Mlalu masukkan dalam labu ukur100 ml.
·
Ditambahkan Aquadest atau
cukupkan volumenya sampai tanda batas.
·
Dipipet 25 ml, kemudian ukur suhu
dan pHnya dengan menggunakan termometer dan kertas pH universal.
·
Ditabahkan metil merah selama 3
tetes dan amti perubahan warnanya.
2. Untuk CH3COOH 0,01 M
• Dipipet 10 ml larutan
CH3COOH 0,1 M lalu masukkan dalam labu ukur100 ml.
• Ditambahkan Aquadest atau
cukupkan volumenya sampai tanda batas.
• Dipipet 25 ml, kemudian
ukur suhu dan pHnya dengan menggunakan termometer dan kertas pH universal.
• Ditabahkan metil merah
selama 3 tetes dan amti perubahan warnanya.
Lakukan sebanyak 2 kali lagi sampai larutan baku menunjukkan
0,00001 M. Untuk CH3COOH 0,00001 M digunakan indikator BTB.
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
A.
Tabel pengamatan
NO
|
CH3COOH
|
pH
|
SUHU
|
INDIKATOR
|
PERUBAHAN WARNA
|
1
|
0,1 M
|
2
|
320C
|
MM
|
Pink
|
2
|
0,01 M
|
3
|
340C
|
MM
|
Pink
|
3
|
0,001 M
|
5
|
330C
|
MM
|
Pink
|
4
|
0,0001 M
|
6
|
340C
|
MM
|
Kuning
|
5
|
0,00001 M
|
7
|
330C
|
BTB
|
Kuning
|
B.
Reaksi-Reaksi
CH3COOH
→ H+ + CH3COO-
C.
Pembahasan
Pada percobaan yang
dilakukan didapatkan bahwa pengenceran asam lemah larutannya semakin bersifat
netral atau semakin mendekati pH 7 artinya semakin encer suatu larutan asam
lemah pHnya akan semakin tinggi. Dengan demikian terjadi perbedaan pH karena
disebabkan karena perbedaan konsentrasi.
Pada percobaan
pemberian larutan penujuk metil merah bertujuan agar mengetahui prubahan warna
yang terjadi pada asam asetat. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kisaran harga
pH tiap kali pengenceran dan percobaan yang dilakukan.
Dalam percobaan ini
larutan CH3COOH diukur suhu pHnya dan kemudian ditambahkan indikator
metil merah sebanyak 3-4 tetes untuk mendapatkan warna, percobaan ini dilakukan
sebanyak 3-4 kali dengan sistem pengenceran.
Setelah didapatkan
hasil dari percobaan ini yakni pH, suhu dan warna CH3COOH kemudian
dilakukan perhitungan untuk mencari harga kesetimbangan, derajat ionisasi dan
rata-rata derajat ionisasi.
Pengenceran
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penentuan pH larutan, derajat
ionisasi dan kesetimbangan dari percobaan dinamakan larutan lemah berdasarkan
pada nilai pHnya.
Agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan ini hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
·
Semua alat dan bahan yang akan
digunakan dalam keadaan steril.
·
Semua alat yang akan digunakan
dalam keadaan bersih dan tidak rusak.
·
Semua alat dan bahan terlebih
dahulu dipahami pengunaannya.
·
Teliti saat mengukur suhu dan
pHnya.
Pada
titrasi akhir, indikator yang digunakan adalah indikator BTB yang bertujuan
untuk dijadikan sebagai pelindung/pembanding dalam pengujian larutan yang
dititrasi dengan indikator MM yang diamati.
Rumus untuk mencari kesetimbangan CH3COOH

Rumus untuk mencari derajat ionisasi :

BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan
dan hasil penelitian di laboratorium dapat disimpulkan :
1. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sistem pengenceran.
2. Untuk CH3COOH 0,1 M didapatkan nilai Ka = 10 -3,
nilai ∞ = 1 %.
3. Untuk CH3COOH 0,01 M didapatkan nilai Ka = 10 -4,
nilai ∞ = 1 %.
4. Untuk CH3COOH 0,001 M didapatkan nilai Ka = 10 -7,
nilai ∞ = 10 -2 %.
5. Untuk CH3COOH 0,0001 M didapatkan nilai Ka = 10 -8,
nilai ∞ = 10 -2 %.
6. Untuk CH3COOH 0,001 M didapatkan nilai Ka = 10 -9,
nilai ∞ = 10 -2 %.
B.
Saran
Kami sebagai
praktikan sangat mengharapkan bimbingan dan arahan dari pada para asisten dalam
melakukan praktikan walaupun dalam menyusun laporan.
DAFTAR
PUSTAKA
Andy. 2009. Pre-College
Chemistry:Indonesia
Chang, Raymond. 2007. Chemistry
Ninth Edition. Mc Graw Hill : New York.
Dirjen POM, 1979 Farmakope
Indonesia, Edisi Ke-III. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Moore, John T. 2003. Kimia For Dummies.Pakar Raya : Indonesia.
Tim Asisten, 2011. Penuntun
Kimia Dasar. STIFA Kebangsaan : Makassar.
Tim Dosen, 2010. Kimia Dasar. Universitas
Hasanuddin : Makassar.
Tim dosen, 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.
Universitas Indonesia Timur : Makassar.
Zulkarnaen, Abdul Karim dkk,
2004. Ilmu Kimia Jilid II. Departmen Kesehatan RI : Jakarta.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja

B. Perhitungan
1. CH3COOH → H+ + CH3COO- (0,1 M)




2. CH3COOH → H+ + CH3COO- (0,01 M)




3. CH3COOH → H+ + CH3COO- (0,001 M)




4. CH3COOH → H+ + CH3COO- (0,0001 M)




5. CH3COOH → H+ + CH3COO- (0,00001
M)






1 komentar:
PUSING KAK KEPALA SAYA LIAT WEB ANDA
Posting Komentar