Diriwayatkan dari
Umar bin Khathtab radhiallahu 'anhu, ia berkata, “Rasulullah Sallalahu
‘alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah dan kebetulan aku sedang
memiliki sejumlah harta. Aku berkata, ‘Hari ini aku akan mendahului Abu Bakar,
aku ingin mendahuluinya walaupun sehari.’ Maka akupun datang dengan membawa
separoh dari hartaku. Lalu datanglah Abu Bakar dengan membawa seluruh
hartanya. Rasulullah Sallallahu ‘alahi Wasallam bertanya kepadanya, ‘Apa yang
Engkau tinggalkan untuk keluargamu?’ Ia menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka
Allah dan Rasul-Nya!!’ Aku (Umar) pun berkata, ‘Aku tidak akan mampu selamanya
mendahului Abu Bakar!’” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Demikianlah
keutamaan pada pribadi Abu Bakar radhiallahu ‘anhu, dikarenakan kuatnya
keyakinan dan kesempurnaan imannya menjadikan rasa cintanya kepada Allah Subhana Wata’ala yang tertinggi di antara berjuta
cinta yang bahkan melebihi rasa cintanya kepada keluarga dan dirinya sendiri. Subhanallah…
Abu Bakar radhiallahu ‘anhu mampu menanggung bermacam cobaan, menjadikan mudah
perkara yang sulit di jalan agama ini, menginfakkan hartanya, mempertaruhkan
kedudukannya sembari mempersembahkan segala yang berharga maupun yang remeh di
jalan Allah , sehingga dia dapat menyandang gelar “Ash-Shiddiq”.
Katakanlah,
“jikalau bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan dari berjihad di jalan-Nya. Maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik. (At-Taubah
[9]: 24)
Dari sini kita dapat berkaca diri, bagaimanakah kecintaan
kita kepada Allah dan Rasul-Nya? Apakah kita masih mementingkan yang lain
dibandingkan melakukan amal-amal kebaikan yang diridhai Allah dan Rasul-Nya?
Ataukah kita menjumpai Allah hanya pada saat membutuhkan-Nya?
Maraji: Menelusuri
Keutamaan Sedekah Disertai Kisah Mulia Pelaku Sedekah (Ali bin Muhammad
Ad-dihami)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar